Jakarta - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) mengikuti jejak Amerika Serikat (AS). Atas tekanan dari pemerintahan negeri Paman Sam tersebut, Korsel menyingkirkan produk Huawei untuk komunikasi pemerintahan.
Tiga jaringan mobile Korsel, telah menandatangani kontrak dengan Huawei untuk upgrade infrastruktur. Namun pihak keamanan nasional AS menaruh perhatian khusus soal ini. Mereka khawatir mengetahui komunikasi dengan militer AS di Korsel menggunakan produk Huawei.
Pihak berwenang AS memang sudah berulang kali memperingatkan Korsel soal kekhawatirannya tersebut. AS menilai produk Huawei adalah ancaman. Komunikasi dengan Korsel menggunakan produk Huawei, menurut AS bisa menimbulkan masalah bagi militer mereka dan mengancam keamanan nasional.
The Wall Street Journal, Sabtu (15/2/2014) melansir, pemerintah Korsel telah setuju untuk tidak lagi menggunakan perlengkapan yang dipasok dari Huawei untuk terkoneksi dengan militer AS.
Huawei sendiri beberapa kali membantah tudingan tersebut. Perusahaan asal China ini menyebut dugaan tersebut menyesatkan dan sama sekali tidak disertai bukti kuat.
"Perlengkapan video conference kami berdasarkan standar global. Jadi, tudingan bahwa produk kami secara khusus diperuntukkan bagi kepentingan mata-mata, sangat menyesatkan," ujar juru bicara Huawei di Inggris.
Beberapa waktu lalu, pemerintah Inggris melakukan hal yang sama terhadap Huawei. Alasannya, mereka khawatir peralatan tersebut rentan dimanfaatkan untuk praktik mata-mata.
Namun tidak dijelaskan dengan pasti, ancaman keamanan seperti apa yang ditemukan di produk Huawei. Banyak pengamat menduga, bisa jadi ini hanya peringatan umum berdasarkan kecurigaan terhadap perusahaan asal China.
Di AS, Huawei dan 'saudara sekampungnya' ZTE harus menghadapi investigasi dari pihak berwajib. Hubungan yang mengalami pasang surut di antara AS dan China, turut berimbas pada akses bisnis perusahaan asal negeri tirai bambu tersebut ke AS. Huawei dan ZTE misalnya, dicurigai bisa mengancam keamanan nasional AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar