Jakarta - Jika mendengar nama His Excelency (HE)
Soewarto Moestadja, kebanyakan orang Indonesia pasti berpikir itu adalah
orang Jawa. Namun, Soewarto adalah Menteri Dalam Negeri Suriname,
sebuah negara di Amerika Selatan.
Jamak diketahui, Suriname
mempunyai warga negara keturunan Jawa. Begitu juga Soewarto, kakeknya
adalah orang Kebumen, Jawa Tengah. Leluhurnya dibawa pihak penjajah
Belanda ke Suriname.
"Jaman diapusi Londo, kolonialisme, awake
dhewe diarani golek kemakmuran, golek kerjo, supoyo iso sugih ing tanah
sabrang ing Amerika Latin. Bukan ke Sumatra," kata Soewarto dengan
Bahasa Jawa yang tidak lancar, Selasa (30/8/2013).
Artinya, "
Zaman dibohongi Belanda dulu, kolonialisme, kita dikira mencari
kemakmuran, mencari kerja, supaya bisa kaya di tanah seberang di Amerika
Latin. Bukan ke Sumatera."
Soewarto menyatakan hal ini ketika
berbicara pada diskusi 'Indonesia's Global Footprints In The World
Community' pada Kongres Diaspora Indonesia II di JCC, Senayan, Jakarta.
Soewarto
yang lebih sering berbicara dengan Bahasa Inggris menyatakan,
lama-kelamaan orang-orang Suriname kangen dan penasaran dengan tanah
leluhurnya.
"Suwe-suwe awake dhewe ning Suriname ambendino ngimpi
kapan iso mulih ning Jowo (Lama-kelamaan kami di Suriname setiap hari
bermimpi kapan bisa pulang ke Jawa)," kisah dia.
Kakeknya pun
sempat kembali ke Desa Kalirancang, Kebumen, pada tahun 1950-an atas
tawaran Belanda. Namun ternyata itu hanya muslihat Belanda. Kakeknya
harus kembali lagi ke Suriname dan membayar biaya pulang kampungnya
kepada pemerintah Belanda.
"Ping pindo arep diapusi, amergo
simbah biyen nggawe kontrak lima tahun mulih (Dua kali kakek saya mau
ditipu, karena kakek dulu membuat kontrak lima tahun pulang)," kisahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar