Aku terduduk di sini. Di persimpangan jalan menjadi saksi kamu pergi. Sejak kamu pergi, dingin menyerang lagi. Namun kali ini bertemankan sepi.
Aku menyaksikan punggungmu perlahan menjauh. Meninggalkan aku dengan hati berjuta gaduh. Entah akankah kamu kembali berlabuh. Tepat di mana hatimu pernah terjatuh.
Aku tak bisa menjadi cahaya. Dalam setiap langkahmu yang penuh lara. Hingga kamu akhirnya memilih dia. Tinggal aku berpeluh luka.
Aku hanya berangan. Menjadikanmu sejuta kenangan. Dalam hati yang penuh harapan. Lupakan aku? Jangan.
Kamu tak perlu meragu. Jika kelak kamu lupa aku. Aku masih di sini terbujur kaku. Obati luka satu persatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar